- Home »
- Budaya Jepang (Festifal/Bunkasai)
// Posted by :aria s
// On :Monday, June 27, 2016
Negara Jepang
kaya dengan berbagai kebudayaan leluhurnya yang beraneka ragam. Walaupun saat
ini perkembangan teknologi di Jepang terus up date dalam hitungan perdetik ,
namun sisi tradisional masuh terus dilestarikan hingga sekarang ini. Berikut
ini adalah salah satu dari berbagai macam kebudayaan Jepang yang masih terus
berlangsung hingga saat ini.
Matsuri
(祭,
Matsuri) adalah kata dalam bahasa Jepang yang
menurut pengertian agama Shinto berarti ritual yang dipersembahkan untuk Kami,
sedangkan menurut pengertian sekularisme berarti festival, perayaan atau hari
libur perayaan. Matsuri
diadakan di banyak tempat di Jepang dan pada umumnya diselenggarakan jinja atau
kuil, walaupun ada juga matsuri yang diselenggarakan gereja dan matsuri yang
tidak berkaitan dengan institusi keagamaan. Di daerah Kyushu, matsuri yang
dilangsungkan pada musim gugur disebut Kunchi. Sebagian besar matsuri
diselenggarakan dengan maksud untuk mendoakan keberhasilan tangkapan ikan dan
keberhasilan panen (beras, gandum, kacang, jawawut, jagung), kesuksesan dalam
bisnis, kesembuhan dan kekebalan terhadap penyakit, keselamatan dari bencana,
dan sebagai ucapan terima kasih setelah berhasil dalam menyelesaikan suatu
tugas berat. Matsuri juga diadakan untuk merayakan tradisi yang berkaitan
dengan pergantian musim atau mendoakan arwah tokoh terkenal. Makna upacara yang
dilakukan dan waktu pelaksanaan matsuri beraneka ragam seusai dengan tujuan
penyelenggaraan matsuri. Matsuri yang mempunyai tujuan dan maksud yang sama
dapat mempunyai makna ritual yang berbeda tergantung pada daerahnya.
Pada penyelenggaraan matsuri hampir selalu bisa ditemui prosesi atau arak-arakan Mikoshi, Dashi (Danjiri) dan Yatai yang semuanya merupakan nama-nama kendaraan berisi Kami atau objek pemujaan. Pada matsuri juga bisa dijumpai Chigo (anak kecil dalam prosesi), Miko (anak gadis pelaksana ritual), Tekomai (laki-laki berpakaian wanita), Hayashi (musik khas matsuri), penari, peserta dan penonton yang berdandan dan berpakaian bagus, dan pasar kaget beraneka macam makanan dan permainan.
SEJARAH
Matsuri
berasal dari kata matsuru (祀る,
matsuru? menyembah, memuja) yang berarti pemujaan terhadap Kami atau ritual
yang terkait. Dalam teologi agama Shinto dikenal empat unsur dalam matsuri:
penyucian (harai), persembahan, pembacaan doa (norito), dan pesta makan.
Matsuri yang paling tua yang dikenal dalam mitologi Jepang adalah ritual yang
dilakukan di depan Amano Iwato. Matsuri dalam
bentuk pembacaan doa masih tersisa seperti dalam bentuk Kigansai (permohonan
secara individu kepada jinja atau kuil untuk didoakan dan Jichinsai (upacara
sebelum pendirian bangunan atau konstruksi). Pembacaan doa yang dilakukan
pendeta Shinto untuk individu atau kelompok orang di tempat yang tidak terlihat
orang lain merupakan bentuk awal dari matsuri. Pada saat ini, Ise Jingū
merupakan salah satu contoh kuil agama Shinto yang masih menyelenggarakan
matsuri dalam bentuk pembacaan doa yang eksklusif bagi kalangan terbatas dan
peserta umum tidak dibolehkan ikut serta. Sesuai dengan perkembangan zaman,
tujuan penyelenggaraan matsuri sering melenceng jauh dari maksud matsuri yang
sebenarnya. Penyelenggaraan matsuri sering menjadi satu-satunya tujuan
dilangsungkannya matsuri, sedangkan matsuri hanya tinggal sebagai wacana dan
tanpa makna religius.
Tiga matsuri terbesar
1.
Gion
Matsuri (Yasaka-jinja, Kyoto, Juli)
Gion
Matsuri (祇園祭)
adalah festival tahunan (matsuri) yang diadakan di Kyoto selama satu bulan
penuh di bulan Juli. Perayaan dimulai pada tanggal 1 Juli yang ditandai dengan
ritual Kippu iri dan diakhiri ritual Nagoshinoharae pada tanggal 30 Juli.
Puncak-puncak perayaan Gion Matsuri berupa:
·
Yoiyoiyama (malam
sebelum Yoiyama, 15 Juli)
·
Yoiyama (malam sebelum
prosesi, 16 Juli)
·
Yamaboko-junkō (prosesi
Yamaboko, 17 Juli)
Yamaboko
adalah istilah untuk Yama dan Hoko. Yama adalah kendaraan beroda (float) besar
dari kayu dengan hiasan megah dan ditarik oleh banyak orang. Hiasan kendaraan
(kenshōhin) pada Yama berupa benda-benda keagamaan dan benda-benda seni seperti
karpet yang didatangkan dari Eropa dan Tiongkok melalui Jalan Sutra.
Perdagangan dengan Dinasti Ming mencapai puncaknya pada zaman Muromachi,
sehingga motif dari luar negeri banyak dipamerkan dalam Gion Matsuri.
Masing-masing Yama mempunyai tema yang biasanya merupakan cerita dongeng yang
berasal dari Tiongkok. Hoko adalah jenis Yama dengan menara menjulang tinggi
yang di ujung paling atasnya terdapat hoko (katana dengan mata di dua sisi)
walaupun ada juga Hoko yang tidak bermenara. Hoko juga dijadikan panggung untuk
kelompok orang berpakaian Yukata yang terdiri dari pemain musik Gionbayashi dan
peserta yang berkesempatan naik karena memenangkan undian hasil membeli Chimaki
atau Gofu (semacam jimat). Musik Gionbayashi yang menurut telinga orang Jepang
berbunyi "Kon-chi-ki-chin" baru menjadi tradisi Gion Matsuri pada
zaman Edo.
2.
Tenjin Matsuri (Osaka
Temmangu, Osaka, 24-25 Juli)
Tenjinmatsuri
(天神祭) adalah festival
tahunan (matsuri) yang diselenggarakan di kota Osaka oleh kuil Osaka Temmangu
pada tanggal 24 Juli dan 25 Juli. Pembukaan festival (yomiya) diselenggarakan
tanggal 24 Juli, sedangkan puncak perayaan berupa prosesi darat (riku togyo)
dan prosesi perahu (funa togyo) dilangsungkan pada tanggal 25 Juli. Sungai
Ōkawa yang berada di tengah kota Osaka dipenuhi lebih dari 100 perahu yang
melakukan prosesi dan dimeriahkan dengan pesta kembang api. Perahu yang berisi
pengikut kuil Osaka Temmangu datang dari arah berlawanan dan berpapasan dengan
perahu yang membawa Gohōren. Para sponsor dan undangan lainnya juga dapat naik
di atas perahu yang tidak termasuk dalam kelompok prosesi. Penonton yang berada
di tepi sungai juga bisa menyaksikan pesta kembang api dan pertunjukan Kagura, Danjiribayashi,
Noh dan Rakugo yang diadakan di atas perahu. Perayaan Tenjinmatsuri juga
dilangsungkan berbagai tempat di Jepang oleh kuil Shintō yang menyandang
sebutan kuil Tenjin, tapi festival Tenjinmatsuri di Osaka merupakan festival
yang paling terkenal. Tenjinmatsuri adalah salah satu dari tiga festival
terbesar di Jepang bersama-sama dengan Kanda Matsuri di (Tokyo) dan Gion
Matsuri (Kyoto).
3.
Kanda
Matsuri (Kanda Myōjin, Tokyo, Mei)
Kanda
Matsuri (神
田 祭)
Atau Festival Kanda, merupakan salah satu dari tiga festival Shinto besar di
Tokyo, bersama dengan Fukagawa Matsuri dan Sanno Matsuri. Festival ini dimulai
pada awal abad ke-17 sebagai perayaan kemenangan yang menentukan Tokugawa
Ieyasu di pertempuran Sekigahara dan dilanjutkan sebagai tampilan kemakmuran
Keshogunan Tokugawa selama periode Edo. Selain itu, bentuk saat festival juga
diadakan untuk menghormati Kami dari Kanda Myojin. Festival ini digelar pada
hari Sabtu dan Minggu terdekat sampai 15 Mei, tetapi karena bergantian dengan
Sanno Matsuri, hanya diadakan pada tahun bernomor ganjil. Pada tahun-tahun ini,
festival berlangsung di Kuil Kanda di Kanda, Tokyo serta kabupaten sekitar
Tokyo pusat. Parade menonjol melibatkan sekitar lebih dari 200 mikoshi, selain
musisi, penari dan mengapung.
Festival
Menurut Bulan dan Tanggal
1. Bulan
Januari
a.
Tanggal 1
Ganjitsu (Tahun Baru)
Waktunya untuk menyantap o-sechi ryori. O-sechi ryori adalah makanan khusus yang dipersiapkan untuk tiga hari pertama di Tahun Baru (hari-hari ini disebut san-ga-nichi). Makanan yang indah ini dipersiapkan sebelumnya. Setelah itu, hanya perlu sedikit memasak selama liburan, sehingga metode persiapan dan bahan-bahan dipilih untuk memastikan semuanya tetap segar selama tiga hari. Secara tradisional, setiap masakan melambangkan keinginan untuk kebahagiaan dan kesuksesan keluarga.
b.
Tanggal 1 sampai 3
Hatsu-mode
(kunjungan pertama dalam tahun tersebut ke tempat suci atau kuil)
Hatsu-mode
adalah kunjungan ke sebuah tempat suci atau kuil yang dilakukan di awal tahun
baru untuk mengungkapkan permintaan tentang kesehatan anggota keluarga,
kenaikan pangkat, kedamaian dunia, dll. Bertahun-tahun yang lalu, orang-orang
biasanya pergi berkunjung pada malam Tahun Baru, ketika gong sedang berbunyi.
Kini, pada umumnya kunjungan dilakukan pada salah satu hari di tiga hari
pertama dalam tahun tersebut. Berjuta-juta orang mengunjungi kuil dan tempat
suci yang terkenal, seperti Kuil Meiji (Tokyo), Kuil Naritasan Shinsho-ji (Propinsi
Chiba), Kuil Kawasaki Daishi (Propinsi Kanagawa), Kuil Yasaka (Kyoto), dan Kuil
Sumiyoshi (Osaka).
c.
Tanggal
2
Shin-nen Ippan Sanga
(ucapan selamat Tahun Baru dari masyarakat kepada Keluarga Kaisar)
Lingkungan
Istana Kekaisaran di Tokyo biasanya tertutup untuk masyarakat umum, tetapi pada
tanggal 2 Januari setiap orang dapat masuk untuk memberikan ucapan selamat
Tahun Baru kepada anggota Keluarga Kaisar, yang melambaikan tangan kepada
masyarakat dari balkon istana yang menghadap Taman Timur. Baru setelah Perang
Dunia II semua penduduk diberikan hak untuk mengunjungi lingkungan istana untuk
tujuan ini.
d. Tanggal
11 (tanggal 4 atau 20 di beberapa daerah)
Kagami-biraki
(Memotong kue beras Tahun Baru)
Kue beras kagami-mochi
bulat yang besar secara tradisional dipersembahkan kepada para dewa selama
perayaan Tahun Baru, kemudian pada hari ini kue mochi tersebut dipotong
menjadi potongan kecil dan dimaka dengan o-zoni (sup sayur) atau o-shiruko
(sup kacang azuki). Pada waktu kue ini dipotong, Tahun Baru dianggap telah
selesai. .
e.
Tanggal 15 (kira-kira)
Dondo-yaki
Hiasan Tahun Baru, seperti Kado-matsu
(hiasan rangkaian tanaman) dan Shime-kazari (ornamen tali jerami),
dibawa ke kuil setempat atau tempat lainnya dan dibakar. Menghangatkan diri di
dekat apinya dikatakan dapat memberikan kesehatan yang baik dan kebahagiaan
selama setahun. Upacara ini dilakukan di seluruh negeri. Acara pada Kuil
Torigoe di Tokyo sangat terkenal.
f.
Hari Senin Kedua bulan Januari
Seijin no Hi
(Hari Usia Dewasa)
Di Jepang,
orang-orang yang memperoleh hak untuk mengambil suara, minum alkohol dan
merokok pada usia 20 tahun, ketika mereka secara resmi dinyatakan sebagai orang
dewasa. Hari Usia Dewasa merayakan dimulainya masa dewasa untuk orang-orang
yang akan berulang tahun ke-20 pada tahun tersebut. Pada upacara di kota-kota
di seluruh negeri, para pemuda berpakaian jas kerja dan para wanita berpakaian
kimono berwarna cerah berkumpul untuk mendengarkan pidato dan acara yang
bertujuan untuk menanamkan kesadaran terhadap status mereka sebagai orang
dewasa.
2. Bulan
Februari
a.
Tanggal 3
Setsubun
(upacara tradisional mengusir iblis)
Pada
tanggal 3 Februari, hari sebelum musim dingin berubah menjadi musim semi,
upacara Setsubun dilakukan untuk mengusir pengaruh yang merusak dan
membawa keuntungan serta kebahagiaan. Di rumah-rumah, kebiasaannya adalah
dengan menyebar kacang panggang sambil berteriak, “Oni wa soto, fuku wa
uchi!” (“Iblis keluar, keuntungan masuk!”). Kebiasaan ini disebut mame-maki.
Bintang-bintang media ternama dan para atlit diundang ke beberapa tempat suci
dan kuil terkenal untuk melakukan mame-maki, membawa kegembiraan
tambahan untuk masyarakat. Foto ini memperlihatkan kegiatan tersebutdi Kuil
Kushida di Fukuoka.
b. Tanggal
6 sampai 13 (kira-kira)
Sapporo Yuki
Matsuri (Festival Salju Sapporo)
Sapporo,
kota terbesar di Hokkaido, merayakan musim dingin dan salju di awal bulan
Februari setiap tahun. Di Taman Odori, Anda dapat melihat lebih dari 150 patung
besar yang terbuat dari salju dan es, menggambarkan berbagai bentuk mulai dari
karakter televisi terkenal sampai karya arsitektur dunia. Ketika malam tiba,
lampu-lampu sorot berwarna-warni membuat patung-patung tersebut berkilauan,
menciptakan dunia impian di musim dingin. Anda juga dapat menonton konser dan
acara lainnya selama kunjungan anda kesana.
c.
Tanggal 10 dan 11
Festival
Inukko, di Yuzawa, Propinsi Akita
Lilin-lilin
dibakar di kuil dan terdapat patung-patung anjing terbuat dari salju,
mengundang pengunjung, khususnya anak-anak untuk masuk ke dalam dunia dongeng.
d.
Tanggal 14
Hari Kasih
Sayang
Menurut
legenda, seorang pendeta Kristen, Santo Valentine, mati secara martir di Roma
pada tanggal 14 Februari, pada sekitar abad ke-3. Hari ini menjadi hari kasih
sayang di jaman pertengahan Eropa. Di Jepang sejak tahun 1970-an, menjadi umum
bagi para wanita muda untuk menandai hari ini dengan memberikan coklat kepada
pemuda yang mereka sayangi atau kagumi. Mulai dari awal bulan sampai tiba pada
harinya, Anda dapat melihat para wanita berkerumun di sekitar pajangan coklat
di toko-toko.
e.
Tanggal 15 dan 16
Acara Yokote
Kamakura, di Yokote, Propinsi Akita
Sebuah
kamakura dibuat dengan memadatkan salju menjadi gundukan yang besar, dan
kemudian dilubangi bagian dalamnya menjadi ruang yang nyaman. Duduk di dalam
kamakura adalah salah satu kesenangan musim dingin untuk anak-anak setempat dan
makanan kecil termasuk kue beras mochi panjang dan ama-zake (minuman manis
terbuat dari fermentasi beras).
f.
Tanggal 16 sampai 18
Tokamachi Yuki
Matsuri (Festival Salju Tokamachi), di Tokamachi, Propinsi Niigata
Tokamachi adalah kota yg lebih kecil dan lebih tua
dibanding Nagaoka. Cuaca disana sangat dingin sekali. Di pinggir-pingir jalan,
tumpukan salju yg sudah hampir 4 meter itu dipahat dan dihias jadi doraemon,
kitty, bebek, anpanman, dll. Acaranya dimulai pukul kira-kira pukul 06.00 sore
dan selesai pada pukul 07.30 malam.
3.
Bulan Maret
a.
Tanggal 3
Hina Matsuri (Festival
Boneka)
Anak-anak
perempuan menempatkan boneka yang mengenakan rok tradisional resmi, untuk
menghiasi bagian rumah dan mengungkapkan permintaan untuk kesehatan dan
kebahagiaan.
b.
Tanggal 12
Upacara O-mizu
tori, di Aula Nigatsu-do, Kuil Todai-ji, Nara
Peristiwa
penting dalam kalender Budhis ini diadakan pada salah satu kuil paling terkenal
dii Jepang selama dua minggu, dimulai pada tanggal 1 Maret. Klimaksnya adalah
pada tanggal 12, jauh di malam hari. Obor Taimatsu yang sangan besar
berkobar-kobar dibawa dengan cepat di sepanjang beranda panjang yang
mengelilingi Aula Nigatsu-do. Bunga api bertebaran pada kerumunan orang di
bawahnya. Upacara lainnya, yang jauh lebih serius, diadakan pada saat yang
hampir bersamaan, para pendeta mengambil air dari sebuah sumur di lingkungan
kuil, dan mempersembahkannya kepada patung Kannon.
c.
Tanggal 27
Festival
O-Kichi, di Shimoda, Propinsi Shizuoka
Sekita
tahun 1860, Townsend Harris adalah diplomat pertama yang mewakili Amerika
Serikat di Jepang. Di bawah perintah hakim di Shimoda, seorang anak perempuan
berusia 17 tahun yang bernama O-Kichi menjadi pembantu Townsend. Festival ini
diadakan pada peringatan hari kematiannya, dan mengungkapkan permintaan untuk
kebahagiaannya di dunia berikutnya. Dalam festival ini ada tari-tarian yang
ditampilkan oleh banyak geisha, dan pasar yang menjual tanaman pot dan pohon.
4.
Bulan April
a.
Awal April
Hanami (Menikmati
mekarnya bunga sakura)
Ketika
pohon sakura berbunga, banyak rombongan orang yang mengunjungi taman-taman yang
terkenal dengan bunga sakura, seperti Taman Ueno di Tokyo. Mereka datang tidak
hanya untuk mengagumi mekarnya bunga tetapi juga untuk berkumpul di bawah
cabangnya untuk makan, minum dan untuk menikmati waktu yang menyenangkan (dan
ribut), hiburan orang Jepang yang umum selama musim ini. Setiap tahun, Agen Meteorologi
Jepang meramalkan kapan bunga akan mekar di setiap daerah lokal. Contoh lain
yang memperlihatkan betapa senangnya orang Jepang pada bunga ini, yang
menghiasi negeri dengan warna merah muda yang lembut setiap tahun.
b.
Seluruh bulan April
Miyako Odori (tarian
tradisional di Kyoto)
Tarian berwarna-warni
ditampilkan oleh geigi (geisha) dan maiko (murid geisha) dari
Gion-machi, Kyoto.
c.
Tanggal 14 dan 15
Festival Musim
Semi Takayama, di Kuil Hie, Takayama, Propinsi Gifu
Tempat suci yang dapat dibawa
dan selusin atau lebih kereta hias diarak oleh peserta berkeliling kota. Kereta
hias dihiasi kerajinan emas dan pahatan yang sangat indah, juga karya seni yang
mengagumkan seperti bendera yang di bordir, semuanya menunjukkan keahlian para
pekerja di daerah Hida.
5.
Bulan Mei
a.
Tanggal 3 dan 4
Festival Hataka
dan Dontaku, di Fukuoka, Propinsi Fukuoka
Mungkin festival terbaik di
Fukuoka, kota terbesar di Kyushu. Para peserta berdandan dengan berbagai jenis
kostum yang menarik, dan berparade di sekeliling kota sambil membuat keributan
dengan memukul Shamoji (sendok besar kayu yang digunakan untuk menyendok nasi).
Ada tarian tradisional di daerah umum yang terbuka di kota.
b.
Tanggal 5
Kodomo no Hi (Tango
no Sekku, Hari Anak, hari libur Nasional)
Bendera
berbentuk ikan koi “berenang” di udara, memperlihatkan birunya langit di awal
bulan Mei. Keluarga menghias langit di atas rumah mereka dengan bendera-bendera
seperti kaus kaki angin ini untuk merayakan Tango no Sekku (Hari
Anak-anak, 5 Mei), dan untuk mengharapkan kesuksesan dan kesehatan yang baik
untuk anak laki-laki di rumah. Ikan koi besar berwarna hitam (ma-goi) melambangkan
ayah, yang berukuran sedang berwarna merah (hi-goi) ibunya, dan yang
kecil melambangkan anak laki-laki. Bendera lima warna melambangkan rumah, dan
semuanya berarti keluarga bahagia.
c.
Tanggal 14 dan 16
Festival Besar
Kuil Izumo Taisha, di Kuil Izumo, Izumo, Propinsi Shimane
Sejak jaman dahulu dikatakan
bahwa para dewa tinggal di Izumo, sebuah pemukiman tua dekat Laut Jepang di
daerah yang sekarang dikenal sebagai Propinsi Shimane, di daerah Chugoku.
Festival ini untuk menghormati Okuninushi no kami, dewa perkawinan.
d.
Tanggal 15
Festival Aoi, berpusat
di Kuil Kamigamo dan Shimogamo di Kyoto, Propinsi Kyoto.
Festival
Aoi, yang berkisar di sekeliling dua kuil Shinto di Kyoto, telah dirayakan
selama lebih dari seribu tahun. Pada tanggal 15 Mei setiap tahun, lebih dari
500 orang mengenakan kostum tradisional dari jaman Heian (794-1185) berangkat
dari Istana Kaisar Kyoto dengan menaiki kuda, dengan kereta yang ditarik oleh
lembu, dan memikul tempat suci yang dapat dibawa. Mereka berparade di sepanjang
jalan-jalan dan mengunjungi dua tempat suci, Shimogamo dan Kamigamo.
e.
Hari Jumat sampai Minggu pertama setelah tanggal
15
Festival Sanja,
di Kuil Asakusa, Taitoku, Tokyo
Diselenggarakan
di kota pada distrik Asakusa, yang dikenal sebagai bekas daerah kelas pekerja
tradisional. Mungkin festival di Tokyo yang paling menyenangkan, sekumpulan
orang berparade sambil memikul tempat suci yang dapat dibawa.
6.
Bulan Juni
Hari
Sabtu danMinggu pertama
a.
Festival Weston di Kamikochi
Walter
Weston adalah misionari dan pendaki gunung alpen dari Inggris. Festival ini
untuk menghormati kesuksesannya dalam memperkenalkan Pegunungan Alpen Jepang
kepada dunia melalui tulisannya. Festival ini juga merayakan dimulainya musim
mendaki gunung di musim panas. Diselenggarakan di Kamikochi, di Propinsi
Nagano. Jalan kecil di gunung yang dimulai dari sini menuju beberapa dari
pendakian terbaik di Pegunungan Alpen Jepang.
b.
Tanggal 10
Festival Jam
Air di Kuil Omi, Otsu, Propinsi Shiga
Di Jepang,
jam air pertama dibuat sekitar 1.300 tahun yang lalu sesuai permintaan dari
Kaisar Tenchi. Festival ini yang merayakan tanggal pertama kalinya jam tersebut
digunakan, dan diadakan pada hari ini, disebut Toki no Kinen bi (Hari
untuk memperingati waktu). Festival kuil ini mengingat Kaisar Tenchi, yang
mendirikan ibukotanya di daerah ini.
c.
Akhir Mei sampai akhir Juni
Festival Iris
Suigo Itako, di Itako, Propinsi Ibaraki
Kota Itako
terletak di daerah yang lebih rendah dari Sungai Tone. Daerah ini mempunyai
jaringan anak sungai yang sempit, dan daerah pinggir sungainya dihiasi dengan
bunga iris yang mulai mekar pada akhir bulan Mei. Bunga iris berwarna ungu,
kuning dan putih. Sekitar 1 juta tanaman dalam 500 jenis, tahan terhadap cuaca
yang panas dan lembab di musim hujan dan menciptakan pemandangan seperti di
kartu pos dengan kelopak bunga yang seringkali dipenuhi dengan titik-titik air
hujan.
7.
Bulan Juli
a.
Tanggal 1 sampai 15
Festival Hakata
Gion Yamagasa, di Fukuoka, Propinsi Fukuoka
Festival
diadakan di sekitar Kuil Kushida di distrik Hakata dekat Fukuoka tengah. Di
hari terakhir festival ini, para pria yang bersemangat mengenakan jaket happi
berdesakan di jalan sambil mengusung kereta hias yang besar, memberikan banyak
kesenangan pada masyarakat. Para penonton di sepanjang jalan memberikan
dukungan dan semangat mereka dengan menyiramkan air pada para peserta. Di
bagian lain kota, anda dapat melihat kereta hias dengan patung besar (tingginya
12 sampai 13 meter!) yang menggambarkan karakter mulai dari cerita anak-anak
dan pengetahuan militer.
b.
Tanggal 7
Festival
Tanabata
Dua kekasih
di langit malam hari, sebenarnya, dua bintang yang dinamakan Hiko boshi
(Altair) dan Princess Ori hime (Vega), dapat menyeberangi Bimasakti
hanya sekali dalam setahun untuk menghabiskan malam bersama, pada hari ke-7 di
bulan ke-7. Atau begitulah, setidaknya, menurut legenda Cina kuno yang masuk ke
Jepang pada jaman dahulu dan menjadi tercampur dengan cerita rakyat Jepang.
Pertemuan di waktu malam sepasang kekasih ini adalah sebuah kesempatan untuk
membuat beberapa permintaan ke surga. Permintaan di tulis pada bendera kertas
warna warni dan diikat pada cabang bambu, yang kemudian dipasang vertikal untuk
hiasan.
c.
Tanggal 14
Festival Api
Nachi no Hi, di Nachi Katsuuracho, Propinsi Wakayama
Festival
api yang spektakuler ini diadakan di Kuil Kumano Nachi, yang terdaftar sebagai
Situs Warisan Dunia pada tahun 2004. Obor kayu pinus yang besar, masing-masing
mempunyai berat sekitar 50 kg, menerangi jalan kecil menuju kuil.
d.
Tanggal 19 (kira-kira)
Doyo no Ushi no
Hi, sekitar hari terpanas dalam setahun
Pada
kalender tradisional, Doyo no Ushi no Hi terjadi di sekitar periode
terpanas dalam setahun. Kelembaban juga tinggi di pertengahan bulan Juli ini.
Ini adalah saat untuk memelihara kesehatan secara khusus dengan makan makanan
bergizi, dan menurut cerita rakyat ikan lele bakar yang dibumbui saus teriyaki
yang manis asin adalah makanan yang cocok. Ketika aroma dari makanan ini
berhembus dari warung kaba-yaki yang kecil, Anda bisa melihat
orang-orang mengantri untuk membelinya. Kebiasaan menyantap ikan lele pada
pertengahan musim panas dimulai pada abad ke-18, yang dipromosikan oleh para
pedagang yang ingin menjual hasil tangkapan hari itu.
e.
Hari Sabtu terakhir bulan Juli
Festival
Kembang Api Sungai Sumida, di Sumida-ku, Tokyo
Malam musim
panas di Jepang adalah saat untuk kembang api. Festival Kembang Api Sungai
Sumida, yang diselenggarakan pada hari Sabtu terakhir bulan Juli di sebuah
distrik pemukiman tua dekat pusat Tokyo, telah menambah kesenangan musim panas
sejak abad ke-18. Festival ini dilarang pada tahun 1960-an dan 70-an karena
masalah keselamatan. Sungainya terpolusi dan rumah-rumah kayunya dianggap
terlalu dekat satu sama lainnya. Tetapi pertunjukan ini diadakan kembali pada
tahun 1978 dan sejak itu, ratusan dari ribuan orang datang untuk menikmatinya
setiap tahun.
8.
Bulan Agustus
a.
Tanggal 2 sampai 7
Festival Nebuta
Aomori, di Aomori, Propinsi Aomori dan lokasi lainnya
Kereta hias
sampai seberat 4 ton melewati jalan-jalan, memamerkan nebuta besar
bercahaya, yang merupakan gambar yang terbuat dari kertas Jepang. Para penari
yang bersemangat yang disebut haneto bergoyang seperti ombak di
sekeliling kereta. Kegembiraan yang disebabkan oleh kereta dan haneto,
terdapat sampai 200.000 penari di sepanjang karnaval selama enam hari, sangat
mengagumkan.
b.
Tanggal 5 sampai 7
Festival
Lentera Akita Kanto, di Akita, Propinsi Akita
Beratus-ratus
lentera kertas choochin direntangkan di sepanjang struktur bambu panjang
yang tingginya lebih dari 10 meter dipamerkan melalui kota di malam hari. Para
pria menyeimbangkannya di paha atau bahu mereka adalah pemandangan yang
benar-benar harus dilihat.
c.
Tanggal 9 sampai 12
Festival
Yosakoi, di Kochi, Propinsi Kochi
Festival
Yosakoi pertama kali diadakan di Kochi tahun 1954 untuk menolong kota ini
keluar dari resesi dan merangsang ekonomi lokal. Kini, festival yang serupa
diadakan di banyak bagian negeri ini. Di Kochi, sekumpulan anak muda yang
bergabung, membuat festival ini menjadi karnaval rock and roll, samba dan
kegembiraan lainnya.
d.
Pertengahan agustus
Tarian
Awa Odori, di Tokushima, Propinsi Tokushima dan lokasi lainnya
Mulai tanggal 12 sampai 15
Agustus, band o-hayashi yang bersemangat memainkan musik untuk Tarian
Awa Odori. Lautan penari bergerak dengan berpakaian hampir seperti parade
menuruni jalan-jalan utama Tokushima.
e.
Tanggal 13 sampai 18
Bon Odori
Higashima Onsen, di Aizu Wakamatsu, Propinsi Fukushima
Sungai
Yugawa mengalir melalui Higashima Spa, sebuah resor permandian air panas. Untuk
festival o-bon, menara berwarna-warni didirikan di sungai yang dangkal.
Para wisatawan, calon geisha dan yang lainnya menari sepanjang malam, bergerak
mengelilingi menara sesuai dengan irama musik dan lagu rakyat.
f.
Tanggal 15
Festival
Lentera Yamaga Toro, di Yamaga, Propinsi Kumamoto
Sekitar
seribu wanita, dengan lentera sepuhan yang dihias dengan indah di kepala
mereka, menampilkan tarian bon odori yang elegan dan membawa para
penonton menuju dunia ilusi.
g.
Tanggal 16
Go-zan no
Okuri-bi, di Kyoto, Propinsi Kyoto
Setelah
matahari terbenam pada tanggal 16, lima buah gunung di sekitar Kyoto dinyalakan
dengan api unggun yang spektakuler untuk mengucapkan selamat jalan pada roh
nenek moyang. Konfigurasi api unggun bervariasi, termasuk karakter kanji
dan sebuah perahu. Yang paling spektakuler adalah yang terdapat di Gunung
Daimonji. Di sana, bahan tanaman yang akan dibakar diatur dalam bentuk kaeakter
kanji Dai, yang artinya, “besar/raya”. Sebutan lainnya untuk peristiwa
ini adalah Dai-monji yaki (membakar kanji “Dai”).
h.
Tanggal 24
Festival Jizo
Bon, di Kyoto, Propinsi Kyoto
Acara o-bon
di Kyoto berhubungan dengan patung Jizo, seharusnya berjumlah 5.000. dewa Jizo
dikatakan melindungi anak-anak dari kejahatan, sehingga banyak dari kegiatannya
berkisar di sekitar anak muda.
9.
Bulan September
a.
Tanggal 1 sampai 3
Festival Kaze
no Bon di Yatsuo machi, Propinsi Toyama
Kaze
berarti angin, dan bon berarti festival o-bon. Festival untuk
menghindari kerusakan akibat angin diadakan di Jepang pada hari yang disebut ni
hyaku toka. Ini adalah salah satu yang paling menarik. Nada yang
menyedihkan dan shamisen, drum taiko dan kokyu (biola
Cina)berpadu untuk mengiringi tarian indah yang berlangsung sepanjang malam dan
menciptakan unsur yang misterius.
b.
Tanggal 9
Choyo no Sekku
Salah satu
dari lima festival musiman sekku yang aslinya dari Cina. Festival ini
diadakan pada hari ke-9 di bulan ke-9, keduanya angka ganjil, membuat hari ini
sangat menguntungkan. Hari tersebut juga disebut Kiku no Sekku (Festival
Krisan), karena tradisi orang Cina yang minum anggur krisan pada festival ini
untuk mengusir roh jahat. Bahkan kini ada kebiasaan untuk pameran dan menikmati
bunga krisan di saat ini.
c.
Tanggal 18 (tahun 2005) (kalender kuno: 15
Agustus)
Jugoya,
berkumpul bersama untuk menikmati pemandangan bulan
Tanggal 15
malam dari bulan ke-8 (kalender kuno) semestinya adalah saat bulan paling indah
dalam setahun. Pada malam ini, orang-orang akan mengadakan pesta menikmati
bulan, makan kue-kue seperti kue dango dan taro, minum sake, dan
merayakan datangnya musim gugur. Dekorasinya termasuk tanaman yang dipotong
melambangkan musim gugur, seperti susuki (rumput pampas Jepang). Di
beberapa distrik, waktu ini juga adalah waktu untuk mengadakan festival terima
kasih untuk panen yang baik, atau untuk menghormati saudara yang telah
meninggal di kuburan mereka. Persembahan yang lezat untuk leluhur mungkin
dicuri oleh anak-anak, dan merupakan kebiasaan untuk membuat lelucon tentang
hal ini.
10.
Bulan Oktober
a.
Tanggal 7 dan 9
Festival
Nagasaki Kunchi, di Kuil Suwa di Nagasaki, Propinsi Nagasaki
Festival
ini ditetapkan sebagai aset budaya rakyat penting yang tidak berbentuk benda.
Karnaval yang mengagumkan ini menarik perhatian wisatawan dari seluruh Jepang.
Para anggota jemaat kuil berpartisipasi dalam penampilan yang eksotis yang
termasuk tarian naga bergaya Cina yang disebut Ja Odori.
b.
Tanggal 15 dan 17
Festival
Kanname, di Kuil Ise, Ise, Propinsi Mie
Pendeta
Shinto mempersembahkan beras yang baru dipanen kepada para dewa dalam sebuah
upacara untuk berterima kasih atas panen yang baik. Upacara Shinto yang paling
penting di kuil besar ini. Penduduk setempat juga mempersembahkan beras panen
pertama di kuil ini, dan menampilkan upacara hatsu ho hiki (contoh beras
pertama) untuk rasa terima kasih mereka atas karunia alam.
11.
Bulan November
a.
Tanggal 12 sampai 18, tahun 2005 (tanggal 11
sampai 17 dari bulan ke-10, dalam kalender kuno)
Festival
Kami-ari, di Kuil Izumo, Izumo, Propinsi Shimane
Dikatakan
bahwa terdapat 8 juta dewa tinggal di Jepang, dan bahwa mereka semua pergi ke
pertemuan tahunan di Izumo pada hari ke-10 bulan ke-10 (kalender kuno, November
di kalender modern). Nama festival, “Kami-ari”, berarti “Para dewa semuanya
hadir”. Karena semua dewa ada di Izumo,di tempat lainnya di Jepang tidak ada,
sehingga bulan Oktober secara tradisional disebut Kannazuki (bulan tanpa
dewa).
b.
Tori no Hi (Hari Ayam Jago)
Tori no Ichi
(Pameran Hari Ayam Jago)
Di bulan
November, pada Hari Ayam Jago (salah satu dari “12 Shio” di kalender kuno
Cina), diadakan festival pasar di kuil di bagian-bagian yang berlainan di
negeri ini. Pasar ini dikatakan untuk membawa kwmakmuran dan keuntungan. Salah
satu barang yang dijual di sana adalah penggaruk kumade yang dihias.
c.
Tanggal 15
Shichi-go-san
(Festival 7-5-3)
Pada hari
ini, para orang tua mendandani anak-anak mereka dengan pakaian tradisional
resmi, dan membawa mereka ke kuil untuk merayakan pertumbuhan mereka. Anak
laki-laki pergi ketika berusia 5 tahun, anak perempuan ketika berusia 3 dan 7
tahun. Selama festival, anak-anak pasti akan diberi chitose ame (“permen
seribu tahun”). Di dalam foto, anak laki-laki dan perempuan memegang kantung
yang berisi permen. Chitose ame yang panjang dan tipis, yang bahkan
menjadi lebih panjang ketika ditarik, adalah jimat keberuntungan yang
melambangkan keinginan untuk umur yang sangat panjang.
12.
Bulan Desember
a.
Seluruh bulan
Bonen-kai (pesta
akhir tahun)
Salah satu
peristiwa yang paling disenangi untuk banyak orang. Waktu saat alkohol dapat
diminum bebas, setiap orang mengambil makanan rebus dari panci bersama, dan
teman kerja saling mengakui nilai masing-masing sebagai kolega kerja.
Teman-teman juga berkumpul bersama untuk pesta yang serupa.
b.
Tanggal 24
Malam Natal
Di Jepang,
Malam Natal (24 Desember) adalah waktu untuk percintaan, hari dimana para
pasangan muda mengukuhkan kembali rasa cinta mereka. Juga merupakan waktu
anak-anak mendapatkan hadiah. Sehingga seperti yang dapat Anda lihat, Natal di
Jepang hanya mempunyai sedikit arti yang bersifat keagamaan. Dimulai pada awal
bulan, pohon natal yang besar dan pajangan lampu menghiasi jalan, dan anda akan
mendengar banyak rekaman lagu Natal.
c.
Tanggal 31
O-misoka (Malam
Tahun Baru)
Malam Tahun
Baru disebut o-misoka atau joya. Tepat di tengah malam, lonceng kane
di kuil di seluruh negeri berbunyi 108 kali. Kebiasaan ini disebut joya no
kane. Mengapa 108 kali? Untuk menghapuskan 108 kegagalan manusia dari hati
para pendengar, termasuk diantaranya nafsu, keserakahan, kemarahan dan iri
hati. Foto ini, diambil di Kuil Chion-in di Kyoto, memperlihatkan pendeta yang
mengayunkan seluruh tubuhnya ke belakang untuk menarik pemukul yang sangat
besar lebih keras ke arah lonceng. Sebelum tengah malam, sesuai dengan tradisi,
keluarga berkumpul untuk makan toshi-koshi soba (mi soba yang
melambangkan keinginan untuk umur panjang). Kemudian waktunya untuk merayakan
datangnya tahun baru, dan mendengarkan lonceng kuil.
Daftar Pustaka
http://meita-seputarjepang.blogspot.co.id/2008/05/macam-macam-perayaan-dan-festival-di.html