- Home »
- Kepemimpinan
// Posted by :aria s
// On :Saturday, November 5, 2016
Didalam organisasi
pasti ada suatu struktur yang di Mulai
dari pemimpin, wakil, sekretaris, benda-hara, hingga anggota/pengikut. Pada
kesempatan kali ini, ijinkan penulis untuk menjelaskan teori & arti penting
dari kepemimpinan. Mula-mula mari kita memperdalam pengetahuan kita tentang apa
itu definisi dari kepemimpinan.
A. Teori
& Arti Penting dari Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah
proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepadapengikutnya dalam
upaya mencapai tujuan organisasi. Cara alamiah mempelajari kepemimpinan adalah
“melakukannya dalam kerja” dengan praktik seperti pemagangan pada seorang
senima ahli, pengrajin, atau praktisi. Teori kepemimpinan dalam organisasi
telah berevolusi dari waktu ke waktu ke dalam berbagai jenis dan merupakan
dasar terbentuknya suatu kepemimpinan. Setiap teori menyediakan gaya yang
efektif dalam organisasi. Banyak penelitian manajemen telah menemukan solusi
kepemimpinan yang sempurna. Hal ini menganalisis sebagian besar teori terkemuka
dan mengeksplorasinya. Dalam teori kepemimpinan, ada beberapa macam teori di
antaranya:
1. Great Man Theory
Teori ini
mengatakan bahwa pemimpin besar (great leader) dilahirkan, bukan dibuat (leader
are born, not made). Dilandasi oleh keyakinan bahwa pemimpin merupakan orang
yang memiliki sifat-sifat luar biasa dan dilahirkan dengan kualitas istimewa
yang dibawa sejak lahir dan ditakdirkan menjadi seorang pemimpin di berbagai
macam organisasi.
2. Teori Sifat
Teori sifat
kepemimpinan membedakan pada pemimpin dari mereka yang bukan pemimpin dengan
cara berfokus pada berbagai sifat dan karakteristik pribadi masing-masing.
Seorang pemimpin
akan sukses atau efektif apabila dia memiliki sifat-sifat seperti berani
bersaing, percaya diri, bersedia berperan sebagai pelayan orang lain, loyalitas
tinggi, intelegensi tinggi, hubungan interpersonal baik, dan lain sebagainya.
Adapun kelemahan
dari seorang pemimpin pada teori sifat di antaranya:
a. Terlampau banyak
sifat-sifat yang harus dimiliki seorang pemimpin
b. Mengabaikan
unsur follower dan situasi serta pengaruhnya terhadap efektivitas pemimpin
c. Tidak semua ciri
cocok untuk segala situasi
d. Terlampau banyak
memusatkan pada sifat-sifat kepemimpinan dan mengabaikan apa yang sebenarnya
dilakukan oleh pemimpin.
3. Teori Perilaku
Teori perilaku
disebut juga dengan teori sosial dan Pemimpin itu harus disiapkan, dididik dan
dibentuk tidak dilahirkan begitu saja). Setiap orang bisa menjadi pemimpin,
melalui usaha penyiapan dan pendidikan serta dorongan oleh kemauan sendiri.
Dasar pemikiran
pada teori ini adalah kepemimpinan merupakan perilaku seorang individu ketika
melakukan kegiatan pengarahan suatu kelompok ke arah pencapaian tujuan.
4. Teori
Kepemimpinan Situasional
Teori kepemimpinan
situasional adalah suatu pendekatan terhadap kepemimpinan yang menganjurkan
pemimpin untuk memahami perilaku bawahan, dan situasi sebelum menggunakan
perilaku kepemimpinan tertentu. Teori ini muncul sebagai reaksi terhadap teori
perilaku yang menempatkan perilaku pemimpin dalam dua kategori yaitu otokratis
dan demokratis.
5. Teori
Kepemimpinan Karismatik
Dalam teori ini
para pengikut memiliki keyakinan bahwa pemimpin mereka diakui memiliki
kemampuan yang luar biasa. Kemampuan mempengaruhi pengikut bukan berdasarkan
pada tradisi atau otoritas formal tetapi lebih pada persepsi pengikut bahwa
pemimpin diberkati dengan bakat supranatural dan kekuatan yang luar biasa. Di
mana kemampuan yang luar biasa tersebut hanya dimiliki oleh orang-orang
tertentu dan tidak semua orang memilikinya.
Karismatik positif
memiliki orientasi kekuasaan sosial:
a. Para pemimpin
ini menekankan internalisasi dari nilai-nilai bukannya identifikasi pribadi;
b. Mereka tidak
berusaha untuk menanamkan kesetiaan kepada diri mereka sendiri, tetapi lebih
pada ideologi;
c. Otoritas didelegasikan
hingga batas yang cukup besar, informasi dibagikan secara terbuka, didorongnya
partisipasi dalam keputusan;
d. Penghargaan
digunakan untuk menguatkan perilaku yang konsisten dengan misi dan sasaran dari
organisasi, serta
e. Hasilnya adalah
kepemimpinan mereka akan makin menguntungkan bagi pengikut.
B Tipologi Kepemimpinan
Tipologi kepemimpinan disusun dengan titik tolak interaksi personal yang ada dalam kelompok . Tipe-tipe pemimpin dalam tipologi ini dapat dikelompokkan dalam kelompok tipe berdasarkan jenis-jenisnya antara lain:
1.Tipe Otokratis.
Seorang pemimpin yang otokratis ialah pemimpin yang memiliki kriteria atau ciri sebagai berikut: Menganggap organisasi sebagai pemilik pribadi, Mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi, Menganggap bawahan sebagai alat semata-mata, Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat, Terlalu tergantung kepada kekuasaan formalnya, Dalam tindakan pengge-rakkannya sering mempergunakan pendekatan yang mengandung unsur paksaan dan bersifat menghukum.
Tipologi kepemimpinan disusun dengan titik tolak interaksi personal yang ada dalam kelompok . Tipe-tipe pemimpin dalam tipologi ini dapat dikelompokkan dalam kelompok tipe berdasarkan jenis-jenisnya antara lain:
1.Tipe Otokratis.
Seorang pemimpin yang otokratis ialah pemimpin yang memiliki kriteria atau ciri sebagai berikut: Menganggap organisasi sebagai pemilik pribadi, Mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi, Menganggap bawahan sebagai alat semata-mata, Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat, Terlalu tergantung kepada kekuasaan formalnya, Dalam tindakan pengge-rakkannya sering mempergunakan pendekatan yang mengandung unsur paksaan dan bersifat menghukum.
2.Tipe Militeristis
Perlu diperhatikan terlebih dahulu bahwa yang dimaksud dari seorang pemimpin tipe militerisme berbeda dengan seorang pemimpin organisasi militer. Seorang pemimpin yang bertipe militeristis ialah seorang pemimpin yang memiliki sifat-sifat berikut : Dalam menggerakan bawahan sistem perintah yang lebih sering dipergunakan, Dalam menggerakkan bawahan senang bergantung kepada pangkat dan jabatannya, Senang pada formalitas yang berlebih-lebihan, Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan, Sukar menerima kritikan dari bawahannya, Menggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan.
Perlu diperhatikan terlebih dahulu bahwa yang dimaksud dari seorang pemimpin tipe militerisme berbeda dengan seorang pemimpin organisasi militer. Seorang pemimpin yang bertipe militeristis ialah seorang pemimpin yang memiliki sifat-sifat berikut : Dalam menggerakan bawahan sistem perintah yang lebih sering dipergunakan, Dalam menggerakkan bawahan senang bergantung kepada pangkat dan jabatannya, Senang pada formalitas yang berlebih-lebihan, Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan, Sukar menerima kritikan dari bawahannya, Menggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan.
3.Tipe Paternalistis.
Seorang pemimpin yang tergolong sebagai pemimpin yang paternalistis ialah seorang yang memiliki ciri sebagai berikut : menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa, bersikap terlalu melindungi (overly protective), jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan, jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil inisiatif, jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan daya kreasi dan fantasinya, dan sering bersikap maha tahu.
Seorang pemimpin yang tergolong sebagai pemimpin yang paternalistis ialah seorang yang memiliki ciri sebagai berikut : menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa, bersikap terlalu melindungi (overly protective), jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan, jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil inisiatif, jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan daya kreasi dan fantasinya, dan sering bersikap maha tahu.
4.Tipe Karismatik.
Hingga sekarang ini para ahli belum berhasil menemukan sebab-sebab mengapa seseorang pemimpin memiliki karisma. Umumnya diketahui bahwa pemimpin yang demikian mempunyai daya tarik yang amat besar dan karenanya pada umumnya mempunyai pengikut yang jumlahnya sangat besar, meskipun para pengikut itu sering pula tidak dapat menjelaskan mengapa mereka menjadi pengikut pemimpin itu. Karena kurangnya pengetahuan tentang sebab musabab seseorang menjadi pemimpin yang karismatik, maka sering hanya dikatakan bahwa pemimpin yang demikian diberkahi dengan kekuatan gaib (supra natural powers). Kekayaan, umur, kesehatan, profil tidak dapat dipergunakan sebagai kriteria untuk karisma. Gandhi bukanlah seorang yang kaya, Iskandar Zulkarnain bukanlah seorang yang fisik sehat, John F Kennedy adalah seorang pemimpin yang memiliki karisma meskipun umurnya masih muda pada waktu terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat. Mengenai profil, Gandhi tidak dapat digolongkan sebagai orang yang ‘ganteng”.
Hingga sekarang ini para ahli belum berhasil menemukan sebab-sebab mengapa seseorang pemimpin memiliki karisma. Umumnya diketahui bahwa pemimpin yang demikian mempunyai daya tarik yang amat besar dan karenanya pada umumnya mempunyai pengikut yang jumlahnya sangat besar, meskipun para pengikut itu sering pula tidak dapat menjelaskan mengapa mereka menjadi pengikut pemimpin itu. Karena kurangnya pengetahuan tentang sebab musabab seseorang menjadi pemimpin yang karismatik, maka sering hanya dikatakan bahwa pemimpin yang demikian diberkahi dengan kekuatan gaib (supra natural powers). Kekayaan, umur, kesehatan, profil tidak dapat dipergunakan sebagai kriteria untuk karisma. Gandhi bukanlah seorang yang kaya, Iskandar Zulkarnain bukanlah seorang yang fisik sehat, John F Kennedy adalah seorang pemimpin yang memiliki karisma meskipun umurnya masih muda pada waktu terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat. Mengenai profil, Gandhi tidak dapat digolongkan sebagai orang yang ‘ganteng”.
5.Tipe Demokratis.
Pengetahuan tentang kepemimpinan telah membuktikan bahwa tipe pemimpin yang demokratislah yang paling tepat untuk organisasi modern. Hal ini terjadi karena tipe kepemimpinan ini memiliki karakteristik sebagai berikut : dalam proses penggerakan bawahan selalu bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia itu adalah makhluk yang termulia di dunia, selalu berusaha mensinkronisasikan kepentingan dan tujuan organisasi dengan kepentingan dan tujuan pribadi dari pada bawahannya, senang menerima saran, pendapat, dan bahkan kritik dari bawahannya, selalu berusaha mengutamakan kerjasama dan teamwork dalam usaha mencapai tujuan, ikhlas memberikan kebebasan yang seluas-luasnya kepada bawahannya untuk berbuat kesalahan yang kemudian diperbaiki agar bawahan itu tidak lagi berbuat kesalahan yang sama, tetapi lebih berani untuk berbuat kesalahan yang lain, selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses daripadanya, dan berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin.
Pengetahuan tentang kepemimpinan telah membuktikan bahwa tipe pemimpin yang demokratislah yang paling tepat untuk organisasi modern. Hal ini terjadi karena tipe kepemimpinan ini memiliki karakteristik sebagai berikut : dalam proses penggerakan bawahan selalu bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia itu adalah makhluk yang termulia di dunia, selalu berusaha mensinkronisasikan kepentingan dan tujuan organisasi dengan kepentingan dan tujuan pribadi dari pada bawahannya, senang menerima saran, pendapat, dan bahkan kritik dari bawahannya, selalu berusaha mengutamakan kerjasama dan teamwork dalam usaha mencapai tujuan, ikhlas memberikan kebebasan yang seluas-luasnya kepada bawahannya untuk berbuat kesalahan yang kemudian diperbaiki agar bawahan itu tidak lagi berbuat kesalahan yang sama, tetapi lebih berani untuk berbuat kesalahan yang lain, selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses daripadanya, dan berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin.
C. Faktor Yang Mempengaruhi
Suwatno (2001:161), mengatakan bahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi kepemimpinan adalah sebagai berikut :
1. Faktor genetis
Adalah faktor yang menampilkan
pandangan bahwa seseorang menjadi pemimpin karena latar belakang keturunannya.
2. Faktor sosial
Faktor ini pada hakikatnya semua orang
sama dan bisa menjadi pemimpin. Setiap orang memiliki kemungkinan untuk menjadi
seorang pemimpin, dan tersalur sesuai lingkungannya.
3. Faktor bakat
Faktor yang berpandangan bahwa
seseorang hanya akan berhasil menjadi seorang pemimpin yang baik, apabila orang
itu memang dari sejak kecil sudah membawa bakat kepemimpinan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
kepemimpinan adalah sebagai berikut :
A.
Faktor Kemampuan Personal
Pengertian kemampuan adalah kombinasi
antara potensi sejak pemimpin dilahirkan ke dunia sebagai manusia dan faktor
pendidikan yang ia dapatkan. Jika seseorang lahir dengan kemampuan dasar
kepemimpinan, ia akan lebih hebat jika mendapatkan perlakuan edukatif dari
lingkungan, jika tidak, ia hanya akan menjadi pemimpin yang biasa dan standar.
Sebaliknya jika manusia lahir tidak dengan potensi kepemimpinan namun
mendapatkan perlakuan edukatif dari lingkunganya akan menjadi pemimpin dengan
kemampuan yang standar pula. Dengan demikian antara potensi bawaan dan
perlakuan edukatif lingkungan adalah dua hal tidak terpisahkan yang sangat
menentukan hebatnya seorang pemimpin.
B.
Faktor Jabatan
Pengertian jabatan adalah struktur
kekuasaan yang pemimpin duduki. Jabatan tidak dapat dihindari terlebih dalam
kehidupan modern saat ini, semuanya seakan terstrukturifikasi. Dua orang
mempunyai kemampuan kepemimpinan yang sama tetapi satu mempunyai jabatan dan
yang lain tidak maka akan kalah pengaruh. sama-sama mempunyai jabatan tetapi
tingkatannya tidak sama maka akan mempunya pengarauh yang berbeda.
C.
Faktor Situasi dan Kondisi
Pengertian situasi adalah kondisi yang
melingkupi perilaku kepemimpinan. Disaat situasi tidak menentu dan kacau akan
lebih efektif jika hadir seorang pemimpin yang karismatik. Jika kebutuhan
organisasi adalah sulit untuk maju karena anggota organisasi yang tidak
berkepribadian progresif maka perlu pemimpin transformasional. Jika identitas
yang akan dicitrakan oragnisasi adalah religiutas maka kehadiran pemimpin yang
mempunyai kemampuan kepemimpinan spritual adalah hal yang sangat signifikan.
Begitulah situasi berbicara, ia juga memilah dan memilih kemampuan para pemimpin,
apakah ia hadir disaat yang tepat atau tidak.
D.Implikasi Manajerial Kepemimpinan Dalam Organisasi
Sebab yang terjadi bila implikasi manajerial kepemimpinan dalam organisasi adalah akan menciptakan kepemimpinan yang baik karna adanya proses manajemen yang direncakan, karena induk dari sebuah perusahaan adalah pemimpin jadi bila pemimpin nya berkualitas maka perusahaan tersebut akan menjukukan kualitasnya.
Sebab yang terjadi bila implikasi manajerial kepemimpinan dalam organisasi adalah akan menciptakan kepemimpinan yang baik karna adanya proses manajemen yang direncakan, karena induk dari sebuah perusahaan adalah pemimpin jadi bila pemimpin nya berkualitas maka perusahaan tersebut akan menjukukan kualitasnya.