- Home »
- MUNGKINKAH MESIN LEBIH CERDAS DARI MANUSIA ?
// Posted by :aria s
// On :Sunday, October 29, 2017
Mungkin
saja membuat mesin menjadi cerdas,
dikarenakan dapat dibuktikan pada saat
ini adanya teknologi yang sangat canggih yang tidak terfikirkan pada zaman
dahulu, seperti sebuah Artificial Intelligent dalam bentuk Virtual Personal Assistants pada iphone
bernama siri, dimana sebuah aplikasi yang ditanamkan pada mesin dapat mendeteksi dan memberikan jawaban ketika
kita menanyakan sesuatu dengan ketepatan mendekati 90%, lalu dalam contoh
sederhananya pada barang yang lebih sering kita pakai adalah Mesin Cuci yang dapat melakukan beberapa
fungsi sekaligus, lalu Setrika listrik yang akan mengurangi daya panasnya jika sudah
terlalu panas, dan Air Conditioner yang dapat menyesuaikan dengan suhu yang
berada pada ruangan tertentu, jika terlalu panas AC akan mengurangi suhu, kalau
terlalu dingin AC akan menaiki suhu yang dikeluarkan, Jadi mungkin saja membuat
mesin menjadi cerdas, karena itu sudah dibuktikan dengan mesin-mesin saat
ini. Berdasarkan Jurnal yang saya
jadikan referensi, Siri merupakan awal dari perkemangan AI di dunia. Menurut
Frederic Brown, masih banyak AI diluar sana yang masih dikembangan dengan
kemampuan melebihi aplikasi Siri, contoh dari aplikasi tersebut adalah dimana
sebuah kamera dapat mengambil foto dari seseorang pejalan kaki lalu melakukan
pengecekan dengan passport atau identitas lain yang berada diinteret, lalu
dimana ada sebuath mobil yang menggunakan autonom yang dapat membuat mobil
tersebut dapat berjalan dengan sendirinya dengan sensor .
Dalam
suatu pembahasan berujudul “Answer” yang diterbitkan pada tahun 1954 oleh
Frederic Brown menyatakan dalam beberada
dekade mesin dapat “meniru tugas-tugas
manusia tertentu”, salah satu contoh yang sudah terjadi adalah IBM’s Deep Blue yang dapat mengalahkan seorang
juara catur yang berkuasa pada tahun 1997 dan menurutunya kecerdasan buatan (AI)
didasarkan pada wawasan yang berasal dari cara hewan dan manusia belajar serta
menganalisis rangkaian otak yang mendasarinya yang memungkinkan para teoretikus
untuk mengembangkan algoritma pembelajaran yang dibantu oleh : perangkat lunak
Pemrosesan gambar, pengidentifikasi interface
atau meningkatkan skor permainan video, parameter internal program (yang
disebut bobot sinaptik) disesuaikan dengan cermat. Pembelajaran mesin semacam
itu, jika dilakukan triliunan putaran mesin dapat menyebabkan sistem yang cocok
atau, dalam beberapa kasus, melebihi metrik kinerja manusia. Dan, tentu saja,
algoritma tidak pernah terganggu atau lelah dan tetap fokus, siang dan malam
Dalam buku Superintelligence: Paths, Dangers, Strategies
deals with the aftermath of that event. Buku karangan Nick Bostrom, professor
of philosophy at the University of Oxford menjelaskan bahwa “Tidak ada prinsip yang bisa membedakan
kemunculan AI yang lebih cerdas daripada rata-rata manusia zaman dulu atau
bahkan manusia yang masih hidup.”
Menurutnya ketika mesin ultraintelligent dapat melamapuai semua aktifitas
manusia ataupun tingkat kepandaian manusia, itu bukan lah menjadi suatu masalah
atau pun hal yang harus ditakutkan selama mesin tersebut masih dapat dikendalikan
oleh manusia itu sendiri.
Sebuah kesimpulan dapat ditarik dari suatu pembahasan
oleh Frederic Brown dan buku oleh Nick Bostrom adalah Suatu AI mungkin saja
dapat mengungguli kepandaian ataupun aktifitas manusia, tetapi tidak pada masa
sekarang melainkan dalam beberapa dekade yang akan datang. Namun itu semua
tidak harus menjadi ketakukan jikalau sebuah AI dengan kemampuan
ultraintelligent sekalipun masih dapat
dikendalikan oleh manusia itu sendiri.